bunga yang tumbuh dari bercak darah
tercecer antara Salemba dan Semanggi
nebar aroma Mei simpan gejolak harap
yang kian menipis
karena berhala-berhala berlintasan
di musim perubahan
sambil tak henti hentakkan linggis
bunga yang tumbuh dari lembar mosaik jiwa
raungkan perubahan dari waktu ke waktu
sampai hilang semua saudara
yang tersisa hari ini hanya catatan
dan syair-syair jalanan
dulu dibaca dari kampus ke kampus
membuat impian muda akhirnya jadi kukus
ingatkah, ikrar itu ditandai darah
janji itu dipatri bulan merah
musim-musim penantian tak bertuan
we,
jalan raya menjadi kali
tapi kau di mana, anakku
ini Mei sudah datang lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar